Pulang

By Ummu Thufail - September 10, 2015



Pulang. Kata itu terdengar merdu di telinga. Manis, bagi hati yang dipenuhi rindu. Rindu pada kampung halaman, atau pada orang-orang yang telah lama ditinggalkan, pada wajah-wajah yang nyaris terlupakan.
" Sudah berapa lama gak ke Langi dek...?"

"Kayaknya, ada delapan atau tujuh tahunan deh..."

"Ya ampun..., ingat lho kamu lahirnya di sana, bla-bla-bla...."

"Iya deh, insyaallah suatu hari bakal ke sana juga...."

Ada sedikit sesak di dadaku, saat kak Dar, sepupuku, menyinggung soal kampung kelahiranku itu. Delapan atau tujuh tahun memang bukan waktu yang singkat. Aku hampir lupa jauhnya jarak dan lamanya waktu tempuh menuju ke sana. Rindu. Kata itu yang akan muncul jika ingatanku menyusuri jalan-jalan pedesaan di lembah pegunungan paling selatan kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. So, kenapa gak kesana, sekarang...? Pfh... ya nanti, insyaallah. Masih ingin memunguti hikmah yang terburai di kota Daeng ini, mimpi-mimpiku berserakan dan belum rampung kukemasi di sini....*ceh...ileh....

Pulang. Hm..., kata itu begitu menggoda. Membuat masygul jiwa galau yang terjebak pada sebuah dimensi ingatan. Masa lalu. Masa kecil. Aih..., manis sekali. Hati ini merajuk manja pada kenangan akan hangatnya matahari pegunungan, hijaunya rerumputan, sejuknya angin yang meniup-niup dedaunan. Sejenak, aku terperangkap dalam tubuh bocah perempuan yang selalu tenggelam saat belajar berenang. Melamunkan nasibnya kala petang, menumpahkan rasa dan asanya dalam goresan puisi-puisi kacangan *eh. Tatapannya menerobos rimbun pepohonan dan semak belukar yang memagari pekarangan. Seakan mencari mimpinya di balik sana, di kejauhan.

Pulang. Dan mungkin akan kutemui wajah heran Rin, seorang kerabat sekaligus teman kecilku di sana. Teringat perbincangan kami di suatu malam, pada suatu Ramadhan. Bertahu-tahun silam.

"Eh, tau gak si W kakaknya A, yang terkenal suara merdunya saat baca Al-Qur'an..., dia tuh sekarang pake cadar, serba hitam pula. Waktu diminta tilawah saat malam Ramadhan, dia menolak, alasannya, suaranya hanya buat suaminya. Bla-bla-bla..."

Hm..., kiranya apa gerangan yang hendak kau katakan kawan, jika aku pulang nanti...? Apapun itu, akan kujawab dengan senyuman... ^___^


#homesickness, again and again....

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar