Rumahku, aku datang....
Membawa segala cerita
Bersama airmata yang ingin kutumpahkan
Atau senyuman yang ingin kusebarkan
Di sini, biarlah dulu seluruh warna bermuara
...
Rumahku, aku agak lama tak pulang
Banyak kisah terlewatkan
Berdesakan ingin dituliskan
Hati pun telah biru, di belakangnya berbaris pula rupa-rupa rasa
Sampai linglung aku, yang mana patut kudahulukan
Apa dulu yang baiknya kucatatkan
...
Rumahku, kau masih tempat yang paling nyaman
Teduh bersahabat bagi hati yang bagai pelangi
Tunggulah, kuhantarkan pelbagai cerita bermacam nuansa
...
^__^
Watampone, 24 November 2015
Kau pendosa. Kau penimbun dosa. Berapa usiamu sekarang? Ah, setinggi itu pula dosa yang kau kumpulkan, diantara sedikit kebaikan. Kau pendosa. Terimalah tuahmu sekarang.
Malam. Seperti biasa, engkau selalu diam. Seolah cukup bagimu sekadar menyaksikan..., kelelahan anak manusia, yang mencari ketenangan dalam hening dan gelapmu.
Malam. Dimana pun kau terasa sama. Sunyi yang kau bawa, sesekali menikam. Begitu juga dengan kehangatan yang kau titipkan, kala senja mulai meluruhkan bias panas mentari, dan hati bermain dalam mimpi-mimpi.