Hari Matahari

By Ummu Thufail - September 26, 2015




Berkisahlah tentang apa saja
Pagi, senja, hujan, matahari...
Rindu jemari menuliskan dan mata menemukan kata
....

Tentang pagi yang damai,
kau selalu temui semangat membuncah dan sehangat seduhan teh ibu di gelas itu
lalu ia terbakar,
meruap bersama abu,
disengat matahari ganas,
hatimu panas dan hangus oleh prasangka,
berupa-rupa rasa takut.
....

Tentang senja,
ah, masih saja kau abaikan penggalan hari yang paling terang
siang, yang kau hilangkan dari perenungan
ia terlalu menjemukan dan menyibukkan
tak membawa cerita selain kepenatan
ya, sudahlah..., ini kala senja menitip kisah
tentang hatimu yang diaduk-aduk rasa
tak tentu arah dibawa gundah
saat hari makin diam dalam temaram
mulutmu bungkam
perihal angan-angan yang kau lamunkan
tenggelam ia bersama matahari terbenam
....

Hujan,
hm..., ia adalah kerinduan
isyarat bagi segala yang dirindukan
tetesnya jatuh membawa setiap kepingan ingatan
tak beraturan
memanggil-manggil tangisan
meski sesekali kau hanya ingin memberinya senyuman
bagaimanapun, bagimu hujan adalah kedamaian
....

Matahari,
namamu meminjam kata darinya
mungkin ayah-ibu berharap kau laksana ia
menyinari asa yang bertumbuh dari pagi
menyingkirkan gelap di seluruh sisi
menghangatkan jiwa yang hampir mati
Meski matahari, tak selalu bisa menemani,
tapi ia berjanji akan selalu kembali
....

Makassar, 27/9/2015

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar