Hari itu, aku lupa apa awal perbincangan kami di telepon hingga melebar pada topik yang tak biasa. Sesuatu yang masih dianggap terlalu remeh sebagai bahan obrolan bagi kultur kami, atau sesuatu yang 'tak perlu dibahas', meski banyak masalah berakar darinya.
Aku dan adik, tak terbiasa untuk berbicara dari hati ke hati, dengan siapapun dalam keluarga. Kami lebih sering saling merespon apa yang tampak di permukaan. Maka kusebut sharing ringan dengan topik mendalam itu sebagai 'berbicara dari otak ke otak'. Huaaa.... itu istilah apa...?! Meski terdengar aneh, tapi hampir sepenuhnya benar, karena kami berbicara dengan latar belakang ilmu yang kami miliki. Psikologi.