Oase yang Hilang

By Ummu Thufail - Desember 01, 2015






Di saat, tak ada kesedihan untuk ditangisi.
Tak ada bahagia yang patut dibagi.
Tak ada rindu yang patut dikabarkan.
Tak ada.
Selain hati yang terbata mengenali rasa.
Berupa-rupa, berbaur, tak jelas arah.
Kau nadir, seketika.



Menyusuri padang, sabana, pasir, ilalang, gersang.
Mencari oase, oase bagi jiwamu nan tandus.
Tak ada hijau, mata air seolah dihisap pasir, sembunyi.
Pahamlah dirimu, hai... ini musim kering.
Kemarau panjang, membentang bak gurun-gurun, sejauh mata memandang.
Kemana musim penghujan berlabuh?
Kemana awan kelabu, yang dirutuki dan dirindui?
Kemana tetes-tetes berirama atau menderas menyapu daun-daun dan tanah?
Oase, oase bersembunyi.
Ia, masih fatamorgana dari kejauhan.


Watampone, merindukan hujan yang damai.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar