Hakikat Manusia

By Ummu Thufail - Oktober 14, 2016



Bismillah.

Menulislah..., tuliskan apa yang kau pikir dan kau rasa, antarkan sebagian sesak itu dari dada, hingga mengalir keluar ke ujung pena.

Menulislah..., bukan semata agar mereka membaca, bukan pula untuk mencari nama apalagi cari muka, salah jika kau menulis agar hidup selamanya di hati manusia, apa kau hendak membuat murka Sang Penguasa...?!

Menulislah, dan teruslah menulis..., pulihkan duka jiwa dengannya, bagikan cerita yang membangunkan kesadaran, yang menjaga api harapan tetap nyala.

***

Kita, manusia, adalah makhluk pelupa dan banyak keluh-kesahnya. Lupa asal sejatinya yang tak lebih dari saripati tanah. Lupa bagaimana bermula, yakni dari setetes mani yang berubah nutfah. Lupa jika dulunya hanya sebentuk gumpalan daging yang tak bernama. Atau mungkin karena saat itu memang belum dibekali dengan ingatan, yang andai Al-Qur'an tak mengabarkan dan mengingatkan, tak seorang pun tahu bagaimana kejadian penciptaannya. Tak seorang pun tahu tujuan ia diciptakan. Lalu pengetahuannya hanya sebatas dunia yang dihuninya.


Kita, manusia, satu dari sekian spesies ciptaan Sang Pencipta, yang dilebihkan dari makhluk lainnya, dengan akal dan hati. Menjadi satu-satunya yang diberi delegasi untuk mengelola bumi. Kelebihan dan wewenang yang kerap membuat lupa. Lupa tujuan diciptakannya, lupa kewajibannya pada Sang Pencipta, lupa akan amanahnya sebagai khalifah. Kelebihan yang kerap membuat sebagian besarnya serakah dan gelap mata. Mengabaikan aturan dan batasan yang ditudingnya sebagai kerangkeng bagi kebebasan. Berbuat sesukanya demi meraih kesenangan-kesenangan.

Aih... semengerikan itukah manusia...?! Benar, sebagiannya, dan semoga kita adalah bagian yang tak termasuk di dalamnya. Detik ini aku menyadari, sepertinya ada yang aneh dengan tulisan ini...? Yah..., gagal fokus lagi. Awalnya diniatkan menjadi tulisan kalem dan menenangkan, tapi malah berubah retoris dan bikin jengah ya..., dikit lagi menn..jengkelkan...#ehh. Cut. Cut.

***

Sampai dimana tadi...? Ya, kita, manusia.... Pernahkah kau sisihkan sebagian waktumu, mengistirahatkan jiwa dan jasad lelahmu dengan perenungan di dalamnya? Yang tak hanya mengantarmu menemui ketenangan tapi juga sebuah kesadaran...?!

Lupakan sejenak mimpi-mimpi besarmu tentang hari esok yang menggunung itu. Jika ada, lupakan pula catatan masa lalu yang masih menghantuimu. Lihatlah pada dirimu. Pada apa yang menyusun jiwamu hingga utuh, pada apa yang membentuk ragamu hingga sempurna dan berguna. Pejamkan matamu, rasakan keberadaanmu kini. Bukankah dulunya semua itu tak ada? 

Kehidupanmu dimulai dari setetes mani yang hina, ya... setetes mani yang belum layak disebut 'manusia'. Jasadmu, yang padanya ditiupkan ruh hingga memiliki nyawa, yang kau gerakkan sesuka hati, yang kau gunakan melakukan banyak hal..., bukankah tak serta-merta menjadi sebesar ini...?!

Apakah kau mengira Allah menciptakanmu main-main saja...? Apakah kau mengira Allah memilihmu secara random diantara bayi-bayi manusia untuk diizinkan hidup hingga sekarang? Apakah kau mengira bahwa akan sama saja, jika kau dibesarkan sebagai Muslim atau Majusi...? Apakah kau mengira bahwa tak ada bedanya jika yang kau imani adalah Rabb Yang Satu atau Rabb Yang bersekutu...?!!! 

***

Lihatlah pada dirimu, kasihanilah jasadmu yang lelah itu, kasihanilah ia dengan tidak menyuruhnya mengejar dunia yang akan ditinggalkannya, kasihanilah dengan menjaganya dari perbuatan-perbuatan yang akan disesalinya, kasihanilah airmatamu agar kelak tak tumpah percuma menangis pedih atas kelalaianmu, kasihanilah waktumu yang banyak terbuang dalam lamunan dan kesia-siaan.

Jiwamu, jasadmu, yang telah banyak diperas demi memenuhi mimpi dan obsesi, ingatkanlah kembali akan tujuan Rabbmu menciptakan keduanya. Tak lain hanya untuk beribadah kepada-Nya. Jiwamu beribadah dengan ketundukan dan keridhaan pada tuntunan-Nya. Jasadmu beribadah dengan segala yang diperintahkan-Nya. 

LIhatlah pada dirimu, jasad yang bermula dari setetes mani yang hina itu, layakkah ia durhaka pada Dzat Yang Membuatnya ada...?







  • Share:

You Might Also Like

0 komentar