Masa yang pernah kita
bersama di dalamnya, telah jauh berlalu dan seringkali terlupa.
Sebuah kata,
mengembalikanku ke sana
Ibu...kata itu adalah
dirimu, tentangmu.
Dan masa itu ketika aku
adalah si kecil yang hampir di tiap geraknya...ada tanganmu, tatapan kasihmu,
senyummu, bulir airmatamu, juga lamat-lamat do’a yang kau bisikkan...begitu
dekat di telingaku, mengalirkan tenang bagi jiwaku.
Ibu, kisah tentang masa
itu sudah lapuk, mengaburkan sebagian lembarannya dan tinggal sedikit yang
mampu kurekam. Tapi, sentuhanmu terasa masih hangat. Kidung pengantar tidurmu,
terngiang-ngiang begitu menenangkan. Suara lembutmu adalah jawaban yang
membungkam gundahku. Pelukanmu, membisukan kegelisahanku. Elusanmu, mengantarku
dalam lelap.
Ibu, engkau adalah wanita
dengan selaksa cinta. Tak berkurang meski selalu kau berikan. Jiwamu menjadi
kuat menahan beban atasku. Dan kekuatan itu semakin berlipat saat aku
meminta dan terus memintanya darimu. Kini semakin kusadari, kala itu...aku
adalah si kecil yang berlimpah kemewahan cintamu. Harganya mahal, dan engkau
membayar sebagian besarnya untukku.
0 komentar