Separuh malam kemarin kulalui dengan gundah, dipantik kekhawatiran yang datangnya seketika. Saat mendengar sekilas perbincangan tak berguna di luar
sana. Tak banyak yang kudengar, tapi itu sudah cukup menyesakkan jiwa lama yang
lemah. Ah, menyesal aku harus mendengarnya. Seketika pertahananku ambruk.
Semakin kusadari, benteng yang kubangun masih begitu rapuh. Tak cukup kuat
menahan gempuran tak terduga. Rupanya aku belum siap, menghadapi sesuatu yang tak berpihak bagi kedamaian
jiwaku.
Ah, sudahlah….aku akan berhenti bersikap meratap. Meski kerap masih bisa
kurasakan sakit, kutahu aku harus bangkit. Toh, dengan izin-Nya, kudapati
diriku tak sesulit dulu mengatur hati. Kadang-kadang kuberpikir, adalah hal
ajaib aku tak se ‘moody’ dulu. Ketika
kuterjatuh, aku tak akan segera bangkit, tapi justru mendekam di kubangan,
meneruskan kekalutan dan menikmati kesedihan sebagai buah akhirnya.
Ah, sudahlah. Aku akan mencoba mengikuti saran pak Mario. “Perhatikan
orang yang masih menyayangimu, abaikan saja orang yang berusaha menyakitimu,
yang sebenarnya usahanya itu tak akan berhasil jika kau sendiri tak
mengizinkannya.”
Jadi, di bagian ini aku memerintahkan jiwaku dengan izin-Nya, hanya akan
memperhatikan segala sesuatu yang menjagaku tetap baik, jika bisa, semakin
baik.
Bukankah masih banyak yang bersikap baik, toleran, ramah, murah senyum.
Masih ada yang memberi tegur sapa, menanyakan kabar hari ini, memberi nasihat dan
memotivasi. Kenapa aku harus mengorbankan hal-hal berharga yang masih kumiliki
demi pihak yang hanya ingin menjatuhkan dan merusak kedamaian jiwa yang kurajut
susah payah…?!
Jadi, akan kukatakan TIDAK…! Dengan suara keras, hingga hatiku sendiri
mendengar dan menjadi yakin karenanya. Tidak akan kubiarkan jiwa ini dijajah
oleh kesedihan, ketakutan atau kecemasan tak perlu. Aku masih memiliki
orang-orang yang peduli dengan keberadaan dan ketiadaanku. Dengan segala
keterbatasanku, aku masih bisa berbuat dan memberi manfaat. Dan diatas itu
semua, aku memiliki Allah yang diriNYa saja sudah mencukupiku dari segala yang
kubutuhkan. Hasbunallah…hasbunallah….
0 komentar