Salah

By Ummu Thufail - Juli 07, 2021

Ya, saya telah melakukan kesalahan fatal. Berawal dari perasaan sepi yang mendera. Setiap hari saya merindukan kehadirannya, yang seolah antara ada dan tiada. Setiap pagi ia terburu berangkat kerja, pulang biasanya dalam keadaan mengantuk dan lelah. Memilih segera tidur, atau bermain sebentar dengan anaknya, atau menonton dan main game dulu.

Saat menatapnya tertidur, saya menyadari kelelahannya, ingin memahaminya. Tapi... ia menjadi semakin asing dan jauh rasanya. Seolah tak ada lagi waktu untuk istrinya. Kadang-kadang rasanya hanya butuh pelukan, tapi ia tak pernah sempat dan selalu qmerasa terganggu. 

Saya menjadi sedih, dari hari ke hari terus berputar seperti itu. Hai suamiku, lihat sejenak, di sini ada saya istrimu, ingin rasanya berkata begitu. 

Apakah ia sudah lupa, bosan atau tak butuh lagi dengan saya? Melihat pun seolah tak mau. Ada apa dengannya? Saya seolah sendirian lagi. Sibuk dengan perasaan sendiri, tak lagi dipeduli. Kadang-kadang ingin menganggapnya tak ada, lalu menyibukkan diri dengan hal lain saja, tapi saya belum bisa. 

Sedih karena rasanya tak dianggap lagi, membuat saya bertanya-tanya, mencari apa sebabnya. Kustalking androidnya, mungkin ada petunjuk di sana. Dan kutemukan panggilan vc nya ke nama cewek kemarin malam. Suamiku yang mncoba vc, meski tak terjawab, rasanya sedih, kecewa dan marah sekali. 

Saya tak terima, jika dia menghubungi perempuan lain, bukan karena hal penting yang dibolehkan agama. Sementara, chatku sering tak terbalas, teleponku pun kadang membuatnya merasa terganggu. Bagaimana istri tidak curiga? 

Akhirnya, setelah mencoba menahan diri dan menunda, saya pun bertanya perihal panggilan VC kemarin malam itu. 

Kami berdebat, dalam keadaan sedih dan marah saya meminta c****. Kata yang kadang kuajukan jika merasa sedih, diabaikan, kesepian. Ia saya salah, kadang-kadang berpikir pendek jika sudah merasa diabaikan dan tak bahagia.

Setelah itu, saya malas lagi membuka HP nya. Mungkin saya masih rentan curigaan. Lagipula riwayat di HP masih bisa dihapus, nomor terblokir masih mudah dibuka-tutup kembali blokirannya dll. Kuberharap pada Allah, semoga kami dijauhkan dari hal-hal yang buruk.

"Tidak ada apa-apa. Saya tidak akan menyalahi janjiku waktu ijab qabul." tegasnya, diantara barisan perang chat kami. Detik itu saya percaya, ya dia orang yang tidak akan menyalahi janji. Tapi mungkin pandangan kami tentang batas pergaulan masih belum sejalan. Bagi saya adalah hal tabu untuk chat pribadi ke lawan jenis, jika bukan hal yang mendesak dan tetap dengan batasan. Baginya mungkin biasa-biasa saja. 

Hanya ingin bilang, hei pak suami... cinta dan perhatianmu adalah energi dan semangatku menjalani hari-hari. Sementara sikap cuek dan tak peduli, adalah sumber kesedihan dan stres serta... sumber kecurigaan. Maaf telah banyak merepotkanmu. Saya pun masih banyak kekurangan dalam memenuhi hak-hakmu. 

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar