Pendosa

By Ummu Thufail - November 13, 2015



Kau pendosa. Kau penimbun dosa. Berapa usiamu sekarang? Ah, setinggi itu pula dosa yang kau kumpulkan, diantara sedikit kebaikan. Kau pendosa. Terimalah tuahmu sekarang.

Mengapa aku dihukum begitu rupa? Toh aku tak berbuat dosa yang kau lihat nyata?! Aku bahkan anak baik-baik, hanya mungkin sesekali lupa lalu menerjang dosa. Ah, hanya dosa biasa. Aku tak berzina! Tak memakan riba! Tak berbuat syirik pula...!

Tetap saja kau seorang pendosa. Lihat dirimu kini. Menyedihkan. Memalukan. Tak ada yang sudi menjadikanmu kawan. Kau kini ditinggalkan.

Kini, kau bilang? Itu bukan baru sekarang, aku tak lagi dipedulikan sejak dulu. Dulu sekali. Sebelum seperti ini.

Ya, tapi kini kau lebih menyedihkan. Semakin diabaikan. Karena kau pendosa, akui sajalah itu dulu.

Baiklah, aku mengakui... selayaknya manusia yang tak luput dari salah. Lalu apa? Apakah ada yang berubah? Apakah akan merubah sesuatu?

Ah, kau belum sungguh-sungguh. Kunyahlah baik-baik makna kesadaran itu. Agar kau rasakan benar, manis-getirnya, kebenarannya. 



  • Share:

You Might Also Like

0 komentar