Malam dan Perenungan

By Ummu Thufail - November 08, 2015





Malam. Seperti biasa, engkau selalu diam. Seolah cukup bagimu sekadar menyaksikan..., kelelahan anak manusia, yang mencari ketenangan dalam hening dan gelapmu.

Malam. Dimana pun kau terasa sama. Sunyi yang kau bawa, sesekali menikam. Begitu juga dengan kehangatan yang kau titipkan, kala senja mulai meluruhkan bias panas mentari, dan hati bermain dalam mimpi-mimpi.Seperti malam-malam sebelumnya, sebagaimana hening dan gelap yang berulang, orkestra alam yang menyertai pun mulai berlangsung. Sebahagian langit bertabur gemintang, selebihnya satu-dua, selebihnya gulita. Di sini lengang tanpa suara, di saat yang sama aku percaya, derik jangkrik susul-menyusul dalam ritme yang teratur, nun di sana..., desa di tengah lembah. Atau lolongan anjing yang saling meningkahi, malam yang gaduh di sudut-sudut kota. 

Hidup serasa berhenti, di detik ini, kala perenungan akan makna hidup dan hakikat diri dimulai. Apa yang dicari? Apa yang telah terjadi? Apa yang akan terjadi? Bagaimana menjadi? Darimana berawal? Ke mana langkah berikutnya? Kapan berhenti? Bagaimana akan berakhir? Ke mana bermuara?


  • Share:

You Might Also Like

0 komentar