Bayang Kematian

By Ummu Thufail - Mei 20, 2015

Bukan, kapan kematian akan datang...? 
Bukan, berapa hari lagi yang tersisa untukku...? 
Bukan, bagaimana nafas terakhirku berhembus...? 

Tapi, apakah aku telah cukup siap menghadapinya...?
Apakah telah cukup bekal untuk menjalani kehidupan berikutnya...?
Layakkah aku... berakhir dengan husnul khatimah...?

Bayangan kematian itu, barangkali serupa bayang-bayang hitam di bawah pantulan matahari. Kadang kala terlihat pendek dan jelas, sering kali begitu panjang dan jauh. Kemana hati menuju, di situ ia akan menemukan... atau kehilangan isyaratnya. 

Kematian. Logika menjadi tumpul kala mengejanya. Tak sanggup mencerna dengan baik bagaimana ia berlaku. Maka seringkali, banyak yang memilih jauh-jauh dari perbincangan tentangnya. Tak usah 'menyebutnya', mungkin dengan begitu... alamat ia masih jauh.

Rasa-rasanya hari esok mendadak gelap, saat memikirkan tentangnya. Terbayang selaksa dosa, pekat... getir.... Kaleidoskop berupa-rupa kesalahan, kekhilafan, kesengajaan yang hitam, diputar berulang-ulang. Mengaburkan senyum dan tawa tertahan, seketika berubah paras kecewa dan pasi.

Mati. Nafsu menjerit-jerit, lengking berteriak agar berhenti mengeja 'kata terlarang itu'. Ahh... hidup masih panjang...! Bukankah berkali-kali engkau mengira dan berharap mati, masih kau dapati dirimu kini?? Gugatnya membungkam.

Entah kapan. Ia pun selalu misteri, sekabur bayangan hitam yang sembunyi dalam pekatnya malam. Mengintai, menguntit diam-diam, lalu menyergap mangsa, yang bersiap dan yang menghindar.

Tapi nanti, ia adalah pasti. Meninggalkan pertanda tentang seseorang yang pernah ada, dan Hari Ini ia adalah Tiada.






  • Share:

You Might Also Like

0 komentar