Wake Up! Wake Up!

By Ummu Thufail - Februari 18, 2015



Sampai kapan, kau memutuskan akan terus bertahan? Di tengah ruang gelap, berkubang. Apakah dikau serupa katak dalam tempurung? Bahkan katak pun sekali-kali lupa pada tempurungnya. Berlompatan di luar sana, menari-nari di bawah hujan.
Baiklah, aku memang tak tahu. Seperti dalihmu itu, yang selalu kau semburkan, pada siapapun yang datang bertanya penuh heran. Tak mengerti. Tapi apakah kau sendiri telah memahami diri yang kau kasihani itu? Lalu mengapa ia terang-terangan mengaku tak tenang, kala kau sembunyikan ia di balik tembok kegelapan? Lihatlah ia baik-baik, semakin kerdil mengerisut bak buah yang gagal karbit. Kau tak menyadarinya bukan? Tapi bisa kau rasakan, betapa dirimu semakin terbata mengeja cahaya, setiap kali kembali dari tidurmu yang panjang dalam kubangan.
Jadi, sampai kapan?
Baiklah kau bisa katakan, banyak hal di luar sana yang membuatmu terpuruk dan kecewa. Tapi mengapa yang kau sakiti adalah dirimu sendiri? Tak kusuruh kau agar menuntaskan balas dendam, pada mereka semua hingga binasa. Hanya saja, mengapa kau turut menyelinap di barisan mereka? Mereka, yang kau tuduh telah merampas kesenangan dan ketenanganmu. Ah, tidakkah kau berlaku lebih kejam…?! Kau tarik dirimu dari keramaian, menyembunyikannya dalam kesunyian, membekapnya dalam kegelapan. Hingga kau nyaris tak bisa ditemukan, untuk diselamatkan….
Jadi, masih inginkah kau teruskan?!
Terus bermain dalam pusaran kebingungan, kekecewaan, kemarahan, keterpurukan… hingga kau putuskan terus berdiam dalam kubangan. Ah, secepat itukah engkau menyerah? Benarkah kau telah kehabisan kekuatan? Jika benar bahwa tak ada lagi dalam dirimu yang bisa diperjuangkan, tak mungkin Ia membiarkan engkau hidup dengan sia-sia. Tapi kau masih bernyawa, masih bisa membedakan kelam dan cahaya, masih bisa menangis dan tertawa. Ah, jangan pura-pura… benar, bukan? Kau masih bisa bangkit dan berjuang? Setidaknya untuk dirimu, yang tak kan dibiarkan oleh-Nya berlalu atau sekedar menjawab, ‘tak tahu’ saat Ia menanyakan perihalmu dahulu.
Wake Up!
Bangunlah dari tidurmu yang panjang, atau dari kantukmu yang berkali-kali datang. Berdiam di kegelapan tak kan membuatmu menemui kebahagiaan. Berkarib keterpurukan hanya akan menahan langkahmu meraih harapan.
Wake Up!

Bangunlah! Dan waktunya sekarang, bukan nanti saat telah kau kumpulkan banyak kekuatan. Bukan kemudian, saat kau tak lagi punya kesempatan. Ya, sekarang! Saat langkahmu belum tegap, berdirimu pun belum sepenuhnya tegak, karena itu nanti… setelah kau berani melewati semua ini.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar